welcome to my blog.. relax and dont think too hard..
profile
well.. wait with all your patience..
Rabu, 30 Januari 2008
07.40
Bahasa Sang Sejarah$BlogItemTitle$>
subtitle: sejarah untuk masa depan
Hari ini gw ketemu sama guru sejarah gw waktu masih sekolah. Ternyata selama ini rumahnya dekat dengan tempat gw kuliah dan bekerja. Gw ingat sekali kalau dia dulu pernah memberi gw buku sejarah yang bersejarah, sebagai buku penunjang. Bagaimana tidak, di tahun ajaran gw 2004, gw diberi buku terbitan tahun 1987. Wow!! isinya bagus sekali. Buku itu menceritakan setiap bagian dari sejarah secara mendetail, bahkan beberapa peperangan yang tidak dipelajari di pelajaran sekolah namun masih satu perikop, dijelaskan secara memadai. Intinya kalau orang cuma tahu lima, gw tahu dua puluh. Belum lagi, gw punya dua buku lain sebagai penunjang. Namun, entah kenapa nilai sejarah gw yang dulu jarang di atas delapan, walaupun gw masih berada di jajaran nilai-nilai terbaik. Mungkin karena sejarah memang terus mengungkapkan jati dirinya, jadi tetap harus mencari sumber-sumber terbaik. Atau mungkin, kapasitas pemikiran gw memang tidak sejalan dengan apa yang diujikan, tetapi sejarah cukup menarik perhatian gw. Pertanyaan yang masih terus membayangi gw adalah mengapa esensi sejarah semakin menyusut di dalam penuangannya di proses pembelajaran sekolah. Terbukti, di masa gw, buku sejarah digunakan tebalnya mencapai 200 halaman setiap tahunnya, sekarang tidak lebih dari 100 halaman. Dulu, sejarah dipelajari tiga tahun, sekarang hanya satu atau dua tahun. Apakah memang bangsa ini trauma dengan kebohongan-kebohongan sejarah yang digariskan oleh beberapa oportunis? Apakah memang arah pendidikan telah bergeser sejalan dengan bergesernya tujuan nasional bangsa ini? Apakah bangsa ini telah lupa bagaimana negara ini lahir? Kenyataan yang paling pahit adalah ketika kita hanya suka mengenangnya, tenggelam sedemikian dalamnya tanpa merasakannya. Bukan perasaan atau emosi yang begitu mudahnya dirasakan (sedih, kecewa, senang, bangga) karena ada kaitannya dengan diri kita, kepentingan kita, perasaan kita, keegoisan kita. Tetapi pemikiran dan perasaan murni Sang Sejarah itu sendiri. Gw tidak berbicara kalau sejarah itu hidup, karena itu pernah terlintas di pemikiran gw. Nilai dari sejarah itu harus tepat, tidak boleh emosional dan tidak boleh mutlak. Nilai sejarah bergantung pada bagian apa yang ingin kita gali di dalamnya, gw belajar untuk menggali dengan benar. Perubahan pribadi kita dapat membuat nilai sejarah itu menjadi lebih berharga atau justru tak ternilai. Pada akhirnya, bagian mana yang harus kita pilih tergantung tujuan hidup yang kita pilih. Percayalah! Bila Anda membaca dengan seksama, Anda akan tahu kalau apa yang saya bicarakan bukan hanya sekedar pengetahuan tetapi tentang kehidupan..kehidupan dunia, kehidupan bangsa ini, kehidupan pribadi Anda sendiri..